Apdetnews.com,Bandung- Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat dalam kaliedoskop yang diumumkan di Bandung, Rabu (20/12/23).
Mengumumkan lima program radio dan televisi yang paling bermasalah selama satu tahun terakhir ini.
Kelima program yang dimaksud adalah program yang tidak berorientasi pada perlindungan perempuan dan anak, jumlahnya ada sekitar 50 temuan.
Ketua KPID Jawa Barat Dr.Adiyana Slamet dalam pertemuanya menyatakan, rangking kedua program yang bermasalah adalah program yang bermuatan seks dalam lagu, jumlahnya ada sekitar 36 temuan.
Ketiga program siaran dalam klasifikasi dewasa (misalnya ada adegan kekerasan yang ditayangkan di jam anak), jumlahnya ada 17 aduan,Keempat iklan produk dan jasa untuk dewasa, jumlahnya ada sekitar 17 aduan, kelima program pemilu yang berjumlah ada 11 aduan.
Menurutnya yang cukup memprihatinkan dalam tiga tahun terakhir ini ada pada kasus perlindungan terhadap perempuan yang selama tiga tahun terakhir tetap menduduki rangking pertama pengaduan masyarakat.
"Ini juga kami buktikan ketika menemukan radio yang tidak bersedia menayangkan nara sumber perempuan dan tidak boleh ada presenter perempuan,’’ kata Adiyana Slamet.
Dalam konteks ini Kordinator Siaran Sudama Dipawikarta menjelaskan, motif pemberian sanksi admistratif berupa teguran bukan sebagai hukuman melainkan pembinaan.
Tujuannya agar siaran menjadi lebih baik,Lebih rinci,dikatakan komisioner Jalu Priambodo menyebutkan (KPID) Jawa Barat memberikan rekomendasi sanksi kepada KPI Pusat untuk televisi bersiaran nasional sebanyak 23 kasus.
Sebanyak 52 disampaikan teguran I, dan teguran II sebanyak 2 kasus. Selebihnya ada 7 kasus yang sudah diklarifikasi untuk pembinaan.
Jalu Priambodo juga menjelaskan tingkat partisipasi masyarakat melakukan pengaduan menurun jumlahnya, Kalau sebelumnya tahun (2022) terdapat 240 aduan dari masyarakat namun pada tahun 2023 hanya 71 aduan, Aduan yang paling banyak dari masyarakat dan disampaikan melalui instagram dan SMS/WA.
Dilaporkan juga bahwa selama tahun 2023, (KPID) Jawa Barat mencatat prestasi yang cukup membanggakan karena banyak inovasi yang menjadi trend setter di tingkat nasional, Sehingga mendapatkan penghargaan sebagai KPID yang Inovatif dan Kolaboratif.
Program unggulan dimaksud adalah penyelenggaraan (Harsiarnas) tingkat pusat yang digelar di Jawa Barat, Hari penyiaran daerah yang pertama di Indonesia, ada juga program Magang Rasa Kerja, serta program Pasagi (Pengawas Siaran Digital) atas dasar perintah Gubernur Jabar untuk menjaga mata dan telinga masyarakat Jawa Barat.
Dalam kaitan dengan Analog Switch Off, KPI Jabar dengan ketuanya Adiyana Slamet adalah rangking kelima secara nasional paling populer, Ini artinya menunjukkan bahwa KPID Jabar agar segera migrasi ke televisi digital dari analog supaya terlaksana. Faktanya selama ini proses migrasi maju mundur bahkan beberapa kali ditunda.
Menurut Adiyana, kaleidoskop KPID Jabar adalah program tahunan, sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban KPID kepada publik, Dan juga sebagai bentuk tanggung jawab kepada DPRD Jawa barat melalui Komisi I, Hadir dalam acara kaleidoskop kali ini anggota Komsi I DPRD Jabar Rafael Situmorang, serta Kabid IKP Diskominfo Vicky Edya Martina Supaat, Kaliedoskop diikuti lembaga penyiaran di Jawa Barat melalui sambungan zoom, serta hadir secara daring asosiasi tv digital ATSDI, PRSSI dan Asosiasi TV Lokal.(Red)